Beberapa arkeolog Ungkap Bukti Tempat Tinggal Kuno Manusia Bertinggi Tinggi

Sekerumunan artefak tampil di Pegunungan Bale di Ethiopia, di tempat berbatu lebih dari 11.000 kaki di atas permukaan laut

f:id:hokiasia_terpercaya:20190812151042j:plain

Kehidupan di gunung-gunung di dataran tinggi mungkin saja susah. Sumber daya langka, cuaca dapat berlebihan serta kandungan oksigen melayang-layang di tingkat rendah yang beresiko. Dengan begitu beberapa arkeolog beranggapan jika gunung-gunung serta dataran tinggi yang menjulang tinggi ialah antara beberapa tempat paling akhir yang ditempati oleh manusia purba. Tapi satu studi baru tunjukkan jika anggapan ini dapat salah.


Diedarkan dalam jurnal Science, riset ini merinci penemuan mengagumkan di Pegunungan Bale Ethiopia dalam suatu situs yang terdapat lebih dari 11.000 kaki di atas permukaan laut. Disana, team pakar menggali beberapa kumpulan artefak — salah satunya beberapa alat batu, pecahan tanah liat, tulang binatang yang dibakar, serta manik-manik kaca — yang tunjukkan jika beberapa orang sudah tinggal disana semenjak 47.000 tahun waktu lalu. Beberapa temuan ini, menurut riset itu, adalah "bukti paling dahulu dari situs perumahan [manusia] ketinggian prasejarah."


Sepanjang beberapa dekade, pakar paleoantropologi yang kerja di Afrika timur sudah memusatkan perhatian mereka pada tempat pada ketinggian yang lebih rendah. "Kami ialah orang pertama yang naik tambah tinggi," kata Götz Ossendorf, seseorang arkeolog di University of Cologne serta penulis penting studi baru, pada Carl Zimmer dari New York Times. Tapi sampai Fincha Habera, seperti tempat penemuan baru itu didapati, tidak ada berarti. Team periset harus lakukan perjalanan lebih dari 700 mil dengan berjalan kaki serta dengan kuda paket untuk sampai ke tempat.

f:id:hokiasia_terpercaya:20190812151039j:plain



Usaha itu sebanding. Di Fincha Havera — satu dari lebih dari 300 tempat perlindungan batu tinggi yang diselidiki beberapa periset — mereka secara cepat menggali pertanda pendudukan manusia purba. Yang penting buat penemuan mereka ialah sisa-sisa perapian, yang menyiapkan arang yang dapat berumur di antara 47.000 serta 31.000 tahun waktu lalu, menurut Zimmer.


Tetapi, penemuan baru ini bukan panduan pertama yang dikemukakan nenek moyang kita ke tempat tinggi lebih dini dibanding yang sudah pernah direncanakan beberapa pakar. Awal tahun ini, contohnya, beberapa ilmuwan memberikan laporan tulang rahang Denisovan — spesies hominin yang punah — yang diketemukan dalam suatu gua seputar 10.700 kaki di atas permukaan laut di Tiongkok. Spesimen ini direncanakan berusia seputar 160.000 tahun waktu lalu. Yang penting juga ialah penemuan beberapa alat batu yang tinggi di Dataran Tinggi Tibet, dengan peninggalan yang datang dari 30 sampai 40 ribu tahun waktu lalu. Tapi Fincha Habera temukan bukti kuat yang tunjukkan manusia betul-betul hidup pada ketinggian.


Penyelesaian itu mungkin bukan yang permanen. "Manusia prasejarah pada saat itu ialah pengumpul-pemburu bergerak, hingga mereka belum pernah tinggal tinggal di satu situs," kata Ossendorf pada Charles Q. Choi dari Live Science. Tapi, Ossendorf mencatat, bukti tunjukkan jika orang prasejarah "habiskan banyaknya waktu" di situs itu. Kenyataannya, Fincha Havera berkali-kali ditempati oleh manusia; analisa team tunjukkan jika seputar 10.000 tahun waktu lalu, barisan ke-2 geser ke situs, makin memakainya jadi perapian.

f:id:hokiasia_terpercaya:20190812151036j:plain



Lepas dari rintangan hidup di dataran tinggi, penghuni kuno Fincha Havera mungkin memandangnya jadi real estat penting. Mereka menempati situs itu sepanjang Maximum Es Paling akhir, saat sejumlah besar Pegunungan Bale tertutupi dengan es — tapi Fincha Havera terdapat di luar daerah es. Gletser yang mencair akan tawarkan suplai air yang cukup, mungkin semakin banyak dibanding yang dapat diketemukan di lembah yang lebih rendah serta lebih kering. Makanan nampaknya berlimpah di Fincha Havera, sebab beberapa periset temukan "tulang yang dibakar berlimpah, sejumlah besar tikus-tikus raksasa," penulis riset menulis, tunjukkan jika masyarakat situs sedang memanggang tikus untuk makan. Mereka nampaknya sudah memakai singkapan obsidian paling dekat untuk bikin alat mereka.